Thursday, February 11, 2010

Kebutuhan Hidup atau Kebutuhan Seks ??

Sebelumnya saya minta maaf atas postingan ini untuk para wanita. Bukan karena tidak menghargai dan menghormati. Bukan untuk merendahkan. Bukan pula untuk menginjak2 harga diri wanita. Ini hanyalah sebuah wacana dari apa yang terjadi disekitar kita.


...
oh apa yg terjadi, terjadilah
yg dia tahu Tuhan penyayang umatnya
oh apa yg terjadi, terjadilah
yg dia tahu hanyalah menyambung nyawa
...

...
Habis berbatang-batang tuan belum datang
Dalam hati resah menjerit bimbang
Apakah esok hari anak-anakku dapat makan
Oh Tuhan beri setetes rezeki
...

Kedua lirik tersebut adalah cuplikan lirik dari lagu Kupu-Kupu Malam - Titik Puspa dan Doa Pengobral Dosa - Iwan Fals.

Kedua lagu tersebut tercipta untuk mereka, para wanita yang pekerjaannya sebagai penjaja seks. Melihat lirik dari kedua lagu tersebut dan lagu tersebut adalah lagu lama, bisa jadi mereka (baca : wanita penjaja seks) pada jaman itu "bener2 murni dan "terpaksa" melakukan pekerjaan itu demi mencukupi kebutuhan hidupnya (dan keluarganya) seperti pada bagian lirik yang saya tebalin.

Masihkan untuk jaman sekarang mereka terpaksa melakukan perkejaan itu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (dan keluarganya) ??

Banyak alasan yang membuat mereka menjadi seperti itu apalagi dijaman sekarang dengan segala kompleksitas hidup dan tuntutan hidup. Tidak hanya sebatas sebagai memenuhi hidup saja tetapi bisa lebih dari itu.

Bergaya hidup mewah : Cara yang cepat untuk menghasilkan uang banyak untuk memenuhi gaya hidup yang pengen tampil mewah dan luxury
Tantangan : Sebuah pengalaman dan tantangan bercinta atau ngeseks dengan beda-beda orang.
Nafsu yang tinggi : Nafsu seks yang tinggi bisa juga dijadikan alesan karena si pasangan (pacara atau suami) tidak bisa memenuhinya atau kurang terpenuhi.
Hobi : hobi ngeseks juga bisa dijadikan alesan. dll

Apakah semua itu mempunyai harga?? Saya kira gak. Kadang dikarenakan alesan tertentu, seperti nafsu yang tinggi dan hobi, bisa dilakukan tanpa perlu dibayar. Yang penting kebutuhan seks terpenuhi.

Kelas merekapun berbeda2. Ada yang kelas pinggiran jalan, kelas mall sampai kelas hotel berbintang. Ada yang tarifnya mulai dari sebatas puluhan ribu sampai ke tarif yang mencapai ratusan ribu bahkan jutaan. Belum termasuk bonus.

Usia dan tingkat pendidikanpun tidak ada aturan (ya iyalah..) Ada yang masih belasan tahun sampai yang sudah punya cucu. Masih sekolah SMP ataupun sudah tingkat kuliah (ayam kampus..??).

Sebuah cerita lewat lagu tentang mereka yang menjual tubuhnya demi uang dan gaya hidup dari sobat 8ball - Sensual Imitasi bisa sobat download disini.

...
oh apa yg terjadi, terjadilah
yg dia tahu Tuhan penyayang umatnya
oh apa yg terjadi, terjadilah
yg dia tahu hanyalah menyambung nyawa
...

...
Habis berbatang-batang tuan belum datang
Dalam hati resah menjerit bimbang
Apakah esok hari anak-anakku dapat makan
Oh Tuhan beri setetes rezeki
...

Melihat dari liriknya, sepertinya kedua lagu itu sudah "usang" untuk mewakili mereka, para penjaja seks.


Note :
Pesan aja. Jaga kesehatan dan kalo bisa gunakan helm, hehehehehe...

No comments:

Post a Comment