![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBwnqw_x_cu7XNeU1P8beX0G00rnziK6EnPWW1qGNs8n1jhwRleJZswuzosnuwc_x57HH3yk7Hz49XTpUWTblAK2wIUk2Rb-Ohf_ggTMdO2tFo1f5xiHh3YjQbv-nCEy0BjB_YEQ6_e3Mw/s320/satelit+indostar+II.jpg)
Diharapkan dengan peluncuran Indostar II ini, akan memberi kemudahan bagi dunia penyiaran/pertelevisian pada khususnya dan informasi pada umumnya. Juga untuk dapat mencakup wilayah Indonesia yang secara geografis sangat luas. Satelit ini tidak hanya mencakup wilayah Indonesia saja tetapi juga ke negara sekitar seperti Filipina, Malaysia bahkan sampai ke India.
Indostar II/Protostar II yang akan menggantikan Indostar I ini terdiri dari 32 transponder, termasuk 10-transponder aktif dan 3 transponder cadangan yang berfungsi sebagai penguat gelombang frekuensi S-Band.
Transponder S-Band ini menyediakan jasa layanan penyiaran langsung ke rumah-rumah atau Direct-To-Home (DTH) oleh PT MNC Sky Vision dengan kapasitas dua kali lebih banyak daripada Indostar I. Sedangkan transponder Indostar II yang menggunakan frekuensi Ku-Band, didesain untuk DTH dan layanan telekomunikasi untuk di India. Transponder Ku-Band lainnya digunakan untuk akses internet berkecepatan tinggi dan layanan telekomunikasi di Filipina, Taiwan, maupun Indonesia.
Satelit BS 601 HP buatan Boeing ini menghasilkan penjualan terbaik di dunia untuk satelit komunikasi berukuran sedang. Boeing memiliki fasilitas untuk pembuatan, perakitan, penggabungan dan pengetesan satelit di atas komplek pabrik seluas satu juta kaki persegi di El Segundo, Amerika Serikat.
Sebelumnya tim Boeing telah melakukan tes terhadap satelit tersebut, dan kemudian bergabung bekerja sama dengan tim Khrunichev, pabrik pembuat Proton M. Pada 30 April 2009, tim dari Roskosmos menyatukan satelit dan adaptor dengan Breeze-M.
Sumber : RCTI , antara.co.id , okezone.com , detik.com
No comments:
Post a Comment