Wednesday, August 25, 2010

Kuping Sama, Selera Musik Beda (Lebih Parah??)

nama band indonesia Kata mereka (ini kata mereka, bukan kata saya, halah..) grup band seperti ST12, Wali, Kangen Band dan sejenis itu disebut mereka sebagai band Alay. Band alay itu sendiri kalo baca2 dari postingan ato forum2 diartikan sebagai band kampungan, band rendahan, band norak. Atas dasar apa mereka menjudge band2 tersebut sebagai band alay?? Apakah karena kualitas musik mereka? Apakah karena cara mereka bernyanyi? Apakah karena penampilan mereka? Lalu, kalo untuk anak band ada sebutan band alay, bagaimana dengan penyanyi/solois?? Kenapa tidak ada (sampai saat ini saya belum pernah baca ato denger sebutan Solois Alay) sebutan solois alay?? Apa karena pengucapannya gak pantes ya??

Bagaimana David Naif menjudge Kangen Band. Bagaimana juga ketika Yovie Widianto mengkritik lagu2nya ST12. Jika yang dijadikan acuan mereka menjudge band alay adalah lagu (kualitas musik mereka), emang seperti apa sih kualitas musik yang bagus itu?? Apakah diliat dari liriknya?? Apakah diliat dari semakin rumit nada2 yang dihasilkan??

Terlepas dari semua itu, bagaimana dengan penyanyi/solois?? Tidak adakah cap bagi mereka sebagai penyanyi alay dari para "penghukum" band2 alay??

Bagaimana dengan lagu si Olga - Hancur Hatiku ??
Bagaimana dengan lagu si Aziz Gagap - Putus Lagi ??
Bagaimana dengan lagu si Sule - Susis ??

Kalo diperhatikan dari kualitas musiknya dan lirik jika dibandingin apa yang mereka sebut band alay, gak jauh beda juga. Bedanya mereka menjual nama ke-artisan-nya yang lagi diatas. Sedangkan kalo band2 alay mulai dari bawah (berjuang dari bawah, dari NOL)

Kenapa David Naif, Yovie dan para "penghukum" band alay tidak mencap mereka sebagai penyanyi alay?? Ini yang perlu dipertanyakan dan kalo bisa ditanyakan langsung ma mereka. Saya yakin, mereka juga pernah mendengarkan lagu2 itu walopun cuma 1 kali. Apa kuping mereka cocok dengan musik yang dibawakan oleh Olga dkk ya??? Bener2 patut dipertanyakan neh ma mereka, qiqiqiqiqiqi.. Bisa jadi kuping mereka seperti antena yang hanya khusus bisa menangkep musik dari band yang masuk kategori alay yang langsung dikirim ke otak dan muncullah reaksi ;
"Itu band alay.. najis gua" dll

Sedangkan untuk solois (alay??) kuping mereka seperti mempersilahkan untuk masuk dan merekapun ikut menikmati musik2 itu, hohohohohoho....

Disamping itu juga, jika diperhatikan pergaulan ke-artisan, mereka -Olga dkk, saya katakan lebih bonafid, lebih elegant, lebih tinggi daripada mereka -Band2 alay. Dengan demikian, mereka -penghukum band alay seperti enggap dan sungkan untuk berucap ; "Dasar... solois alay"

Kadang kuping ini terlalu peka untuk sesuatu hal yang gak cocok dengan kita tapi kadang kuping kita ini seperti tersumpal untuk sesuatu hal yang sebenarnya sama cuma kita terlalu gengsi dan takut untuk mengatakan itu adalah sama.


Note :
- Musik adalah bahasa universal. Setiap musisi baik itu solois maupun band punya cara dan karakter sendiri2 untuk berekspresi lewat musiknya. Dan untuk para penikmat musik, menjadi pengamat, menjadi komentator dan menjadi pencela adalah hal yang paling mudah sekecil apapun itu kejelekan yang terlihat.


Pic : podbean.com

No comments:

Post a Comment